Kamis, 11 Oktober 2012

Lagi-Lagi PLS Minim Perhatian

Tidak ada komentar:

Lagi-Lagi Pendidikan Luar Sekolah PLS minim Perhatian Saat ini pemahaman dan perhatian terkait Pendidikan Luar Sekolah (PLS) masih minim. Mengingat berbagai dukungan seperti halnya anggaran atau pelayanan PLS sendiri di berbagai lapisan dan juga di daerah belum dilaksanakan secara optimal.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Sumut yang diwakilkan Saut Aritonang dalam acara Dialog Interaktif “PLS Antara Harapan dan Kenyataan” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan PLS Unimed, di Auditorium Unimed, Kamis (10/5 Menurutnya jumlah dan mutu tenaga profesional pada institusi PLS juga terbatas.  ”Hal inilah yang mengakibatkan pengelolaan, pengembangan dan kelembagaan PLS terbatas. Sehingga partisipasi masyarakat dalam memprakarsai penyelenggaraan dan pelembagaan PLS relatif rendah,” katanya. Menurutnya PLS ini penting dibahas. Mengingat program PLS lebih mampu mengembangkan kehadiran pendidikan sepanjang hayat untuk mengkondisikan tumbuhnya kesadaran, minat dan semangat masyarakat.
Hal tersebut juga diungkapkan Ketua panitia, Braveto Situmorang. Menurutnya orientasi PLS ini sedikit banyaknya masih membuat masyarakat bertanya. “Sebenarnya jurusan PLS ini banyak orientasinya. Salah satunya seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tetapi, sebenarnya yang membuat seperti tidak berkembang karena kurangnya dukungan dari pemerintah sendiri. Kita sih berharap dengan adanya dialog seperti ini, pemerintah mau lebih memperkuat kedudukan PLS,” harapnya. Dialog interaktif itu diikuti ratusan mahasiswa Unimed dan non Unimed. Selain dialog interaktif, di depan Auditorium Unimed juga diadakan bazar daur ulang.
»» Baca Selengkapnya..

Versi Mahasiswa - PLS

Tidak ada komentar:


yang diketahui oleh Mahasiswa adalah mengajar di SKB, PKBM, Pemberantasan Buta Aksara, Pelatihan, mengajar kursus, pengelola Paud, dan bersifat pada instansi dan melembaga. Namun apakah kompetensi itu sudah terdapat pada mahasiswa tersebut? Ataukah hanya sebatas teori semata yang Cuma tertulis di sebuah buku dan menjadi pajangan saja? Dan kita ketahui banyaknya mahasiswa dari lulusan sarjana PLS sendiri tak tau arah tujuan kompetensinya sebagai penganyom masyarakat, dan tak jelas arah tujuannya dikarenakan kurangnya pengetahuan akan hal itu.

Akankah kita selaku mahasiswa PLS terus- terusan tidak peduli dengan jurusan kita ini, atau kah kita kuliah cukup hanya untuk mendapat gelar SPd saja? Ironis sekali kalau hal itu terjadi, kompetensi dan daya pikir yang primitif bagi mahasiswa jika hanya mendapat gelar saja.
Gelar SPd, sudahkah menjamin mendapat pekerjaan khususnya jurusan kita ini? Hendak kemana sasaran bagi lulusan sarjana PLS? Katanya kjadi boss, pengelola PKBM, Tutor, PNS, Jadi pengawas sekolah, guru BP, penyuluh dan lain- lain. Apakah kita punya dana dan relasi yang cukup untuk itu?
Bagaimana menurut anda apakah jurusan kita ini sudah dikenal oleh masyarakat awam? Tidakkah sering kita temui kendala dan banyak pertanyaan dari orang awam apabila kita ditanya : Kuliah dimana dik? Jurusan apa? Dan semester berapa? Dan kita menjawab kuliah di UNIMED, jurusan PLS dan sekarang sudah semester 5. Dan kemudian Bapak itu menanyakan kembali : PLS ? apa itu? Dan kemana nantinya? Dengan ragu dan seperti kelihatan orang pintar kita menjawab : Nantinya pak kami yang mengajari Pendidikan Non Formal Pak, seperti Paket A, B dan C, dan jika ada penyuluhan dan pelatihan kamilah orangnya. Kita menjawab pertanyaan itu seolah tak ada beban yang melekat dihati. Seolah lepas saja, padahal kenyataan nantinya di lapangan orang yang seperti yang kita ucapkan tadi bukanlah berdasarkan jurusan kita (kita tak seperti guru formal, jurusan biologi mengajar biologi), namun dengan pengalaman dan latihan.
Kita lihat pada kenyataannya banyak yang bekerja di pendidikan non formal adalah lulusan- lulusan yang bukan jurusan dari PLS. Bagaimana ini terjadi itu karena kita sendiri mahasiswa tidak mau peduli akan jurusan dan sasaran kita sendiri. Kita asik beleha- leha dijejali teori tanpa praktik yang berarti tanpa ada motivasi kedepan untuk mendalami apa yang menjadi tujuan kita. Kita terus saja dijadikan objek proyek pendidikan oleh orang- orang yang tak bertanggung jawab. Pernahkah anda berfikir begitu banyaknya alokasi dana pemerintah untuk biaya pendidikan khususnya pendidikan non formal. Dan juga bantuan luar negeri yang berpartisipasi untuk memajukan pendidikan di Indonesia khususnya bagi masyarakat yang tidak mampu. Namun karena kita tidak tahu dan tak mau tahu maka dana itu dikelola oleh orang- orang yang tak berkompeten dalam hal itu, sehingga dana tersebut raup tanpa hasil dan hanya menjadi sumber kekayaan mereka. Kita dibuat hanya untuk proyek saja, ada tapi tidak ada dalam aplikasinya. Kita dipendam dan hanya dibungkam, dan berusaha untuk berdiri sendiri.
Padahal jurusan kita dibentuk oleh pemerintah karena permintaan luar negeri yang tujuannya spesialis untuk mengajarkan orang- orang yang tidak mampu dan tak berkesempatan untuk sekolah. Kita berbeda dengan pendidikan formal, kita lebih bersifat manajemen dan bersifat independent yang tak terikat. Perbedaan pendidikan non formal dengan pendidikan formal sudah kita pelajari pada azas- azas pendidikan luar sekolah dan buku- buku diktat lainnya.
Sudah saatnya kita lebih kritis dan lebih spesifik dalam hal ini, jangan hal ini terus berlarut dan hanya menjadi kerancuan dalam mengikuti perkuliahan. Kita harus tau apa makna PLS itu, apa yang menjadi kemampuan dan kompetensi yang diberikan dalam perkuliahan, dimana sasaran yang akan dituju, siapa saja yang dapat menjadi relasi dari pendidikan luar sekolah, bagaimana kedepannya jelas atau tidak, Mengapa kita memilih jurusan ini, Kapankah kita dapat pekerjaan (apakah setahun, dua tahun, ataukah sebelum tamat kuliah kita sudah mendapat pekerjaan), dan Apakah sekarang kita peduli dengan masa depan kita sendiri?
Cobalah renung dalam hati semoga kita mendapat jawaban dan petunjuk untuk diri kita sendiri.

»» Baca Selengkapnya..

Pendidikan Luar Sekolah

Tidak ada komentar:

 Pendidikan Luar Sekolah menyediakan program pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkembangan peserta didik dalam bidang sosial, keagamaan, budaya, keterampilan, dan keahlian. Dengan pendidikan luar sekolah, setiap warga negara dapat memperluas wawasan pemikiran dan peningkatan kualitas pribadi dengan menerapkan landasan belajar seumur hidup.

Pendidikan Luar Sekolah dapat dibedakan menjadi pendidikan keterampilan, pendidikan perluasan wawasan, dan pendidikan keluarga.
Pendidikan Keterampilan mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan melaksanakan suatu jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan perluasan wawasan memungkinkan peserta didik memiliki pemikiran yang lebih luas. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial, dan pandangan cara hidup untuk dapat berperan dalam keluarga dan masyarakat.
Artikel Pendidikan Luar Sekolah ini diambil dari buku “Dasar-dasar Kependidikan”, hal: 22, Drs.H.Fuad Ihsan, Penerbit: Rineka Cipta.
.pendidikan luar sekolah.artikel pendidikan luar sekolah.artikel opini tentang pendidikan.artikel tentang pendidikan luar sekolah.pendidikan luar sekolah adalah.pendidikan luar sekolah artikel.

situs resmi artikel ini.
»» Baca Selengkapnya..

Out of school education

Tidak ada komentar:
Pendidikan luar sekolah (bahasa Inggris: Out of school education) adalah pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar mempunyai jenis keterampilan dan atau pengetahuan serta pengalaman yang dilaksanakan di luar jalur pendidikan formal (persekolahan).

Karakteristik pendidikan luar sekolah

  1. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Subtitute dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dapat menggantikan pendidikan jalur sekolah yang karena beberapa hal masyarakat tidak dapat mengikuti pendidikan di jalur persekolahan (formal). Contohnya: Kejar Paket A, B dan C
  2. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Supplement pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk menambah pengetahuan, keterampilan yang kurang didapatkan dari pendidikan sekolah. Contohnya: private, les, training
  3. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Complement dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang kurang atau tidak dapat diperoleh di dalam pendidikan sekolah. Contohnya: Kursus, try out, pelatihan dll 
Wikipedia
»» Baca Selengkapnya..

Pendidikan Luar Sekolah

Tidak ada komentar:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

* Pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

* Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

* Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

* Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

* Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

* Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.

* Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Jenis pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

* Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

* Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

* Pendidikan akademikPendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

* Pendidikan profesiPendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.

* Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).

* Pendidikan keagamaanPendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

* Pendidikan khususPendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).

Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Banyak orang yang lain, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Kualitas pendidikan
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan -- khususnya di Indonesia -- yaitu:
Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.
Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya. halaman asli artikel ini
»» Baca Selengkapnya..